Senin, 14 Desember 2009

MENDENGAR KARENA KITA MEMPERHATIKAN

Suatu hari, seorang dari desa mengunjungi temannya di kota. Bunyi bising mobil-mobil dan derap orang yang lalu-lalang sangat menganggu orang desa itu. Kedua orang itu kemudian berjalan-jalan dan tiba-tiba orang desa itu berhenti, menepuk pundak temannya dan berbisik.


"Berhentilah sebentar. Apakah kamu mendengar suara yang kudengar ?" Teman kotanya itu menoleh ke arah orang desa itu sambil tersenyum, dan kemudian berkata, "Yang saya dengar hanyalah suara klakson mobil serta suara orang lalu-lalang. Apa yang kau dengar ?"

"Ada seekor jangkrik di dekat sini dan saya bisa mendengar suara nyanyiannya." Teman dari kota itu mendengarkan dengan penuh perhatian, lalu menggeleng-gelengkan kepalanya dan berkata, "Saya pikir kamu hanya bergurau.

Tidak ada jangkrik di sini. Dan seandainya ada, bagaimana  orang bisa mendengar suaranya di tengah kebisingan jalan ini ? Jadi kamu pikir kamu bisa mendengarkan suara seekor jangkrik ?"

Kata orang desa itu, "Ya! Ada satu ekor yang bernyanyi di sekitar sini sekarang." Orang desa itu berjalan ke depan beberapa langkah, lalu berdiri di samping tembok suatu rumah. Di situ ada tanaman yang tumbuh merambat.

Orang desa itu memetik beberapa daun, dan di atas daun itulah terdapat seekor jangkrik yang bernyanyi keras sekali. Teman dari kota itu kini bisa melihat jangkrik itu, dan dia pun mulai bisa mendengar kan suara nyanyiannya.

Ketika mereka kembali berjalan-jalan, orang kota itu berkata kepada teman desanya, "Kamu secara  alami bisa mendengar lebih baik dari kami."

Orang desa itu tersenyum dan kemudian menggeleng-gelengkan kepalanya sambil berkata, "Saya tidak setuju dengan pendapatmu. Orang desa tidak bisa mendengar lebih baik daripada orang kota. Sekarang lihat, saya akan memperlihatkannya kepadamu!"

Lalu, orang desa itu mengambil uang logam dan menjatuhkannya di trotoar. Bunyi uang logam itu membuat banyak orang menoleh ke arahnya.  Kemudian orang desa itu memungut uang logam itu dan menyimpannya kembali di kantungnya, dan kedua orang itu kembali berjalan-jalan.

Kata orang desa itu, "Tahukah kamu sobat, suara uang logam itu tidak  lebih keras daripada nyanyian jangkrik tadi. Meski demikian, banyak orang kota mendengarnya dan menoleh ke arahnya. Di lain pihak, saya adalah satu-satunya orang yang mendengar suara jangkrik itu.

Alasannya tentu bukan bahwa orang desa bisa mendengar lebih baik dari pada orang kota. Penyebabnya adalah bahwa kita selalu mendengar dengan lebih baik hal-hal yang biasanya kita perhatikan."

Seringkali ketika kita bermasalah, kita memohon pertolongan kepada Allah, dan kita merasa Dia diam saja. Sadarlah, bahwa sebabnya bukan karena Allah tidak menjawab, tapi karena kita lebih fokus pada diri kita sendiri dan permasalahannya dari pada fokus kepada Allah dan pertolonganNya.

Kita memasang telinga agar Allah menjawab sesuai dengan keinginan dan cara kita dan menolak suara Allah yang mengatakan bahwa Dia menyediakan jalan lain yang lebih baik. (FatchurR-sumber dari Koleksi Heriadi Jepang)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar