Rabu, 11 November 2009

BIASAKANLAH MENGENDALIKAN UCAPAN

Pada masa kekuasaan Tsar Nicolas I di kekaisaran Rusia, sebuah pemberontakan terjadi yang dipimpin oleh Kondraty Ryleyev. Namun, pemberontakan itu berhasil ditumpas. Ryleyev, sang pemimpin ditangkap dan dijatuhi hukuman gantung.

Ketika tali telah diikatkan di lehernya dan eksekusi dilaksanakan, tiba-tiba tali gantungan itu putus. Di masa itu, kejadian luar biasa seperti itu biasanya dianggap sebagai bukti bahwa terhukum tidak bersalah dan Tsar mengampuninya.

Namun, Ryleyev yang lega dan merasa di atas angin pun menggunakan kesempatan itu untuk tetap mengkritik, "Lihat, di pemerintahan ini sama seklai tidak ada yang betul. Bahkan, membuat talipun tidak becus!"

Seorang pembawa pesan yang melihat peristiwa putusnya tali ini kemudian melaporkan pada Tsar. Sang penguasa Rusia itu bertanya, "Apa yang Ryleyev katakan ?" Ketika pembawa pesan itu menceritakan komentar Ryleyev tadi.

Tsar pun menjawab, "Kalau begitu, mari kita buktikan bahwa ucapannya tidak benar." Ryleyev pun menjalani hukuman gantung kedua kalinya dan kali ini tali gantungannya tidak putus. Ternyata bukan hukuman yang membinasakannya, tapi ucapannya sendiri.

Lidah itu seperti kekang kuda, layaknya suatu kemudi disebuah kapal, yang hanya benda kecil tapi bisa mengendalikan Benda raksasa. Lidah dapat menjadi seperti api kecil di tengah hutan, bahkan lebih buas dari segala hewan liar.

Apa yang kita ucapkan sangat sering menentukan arah hidup kita. Apa saja yang kita ucapkan pada orang lain dan pada diri sendiri sangat berpengaruh terhadap kejadian-kajadian yang akan kita alami kemudian.

Apa yang kita ucapkan seringkali menentukan apa yang kemudian kita terima. Aguk, bahan kiriman Andre.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar