Jumat, 20 November 2009

PELAJARAN BERHARGA BAGIKU

Aku baru saja pulang dari Rumah Sakit, demikian Indri mengawali ceriteranya. Teman dekatku, Neneng saat ini dalam proses perawatan intensif di ruang ICU karena overdosis. Dalam perjalanan pulang, aku merenung,  ingat kondisi Neneng yang mengenaskan.


Wajahnya pucat, tak kuasa menahan sakit yang cukup parah. Terbayang seandainya penderitaan itu menimpaku, belum tentu aku sanggup menahannya, belum lagi ayah ibuku dan kedua saudara tuaku, pasti mereka akan sangat terpukul dan malu.

Sejujurnya bisa saja aku ikutan kecanduan barang haram seperti Neneng, kalau aku melupakan kedua kakakku yang dengan sabarnya dan sudah kehabisan akal saja menasehati dan ingin merubah kelakuanku yang banyak nggak benarnya.

Hampir tiap hari aku ikutan jalan bareng sobat-sobat “gank”ku, termasuk Neneng, entah itu ke Mall, nonton atau sekedar ngeceng. Kuliahku pun sering bolosnya. Kupikir, aku kan lumayan cerdas, tanpa rajin kuliah pun IP-ku diatas rata-rata. Tapi untuk urusan Narkoba aku belum berani menyentuhnya.

Tapi sejak kejadian yang menimpa Neneng, kayaknya ada yang aneh pada diriku. Sepertinya ada sesuatu yang menyentuh perasaanku. Akhir-akhir ini aku sering merenung. Sholat yang biasanya hanyan 5 detik, sekarang, menjadi lumayan khusyu’.

Aku jadi takut Ya Allah, sepertinya sudah lama aku agak menjauh dari Nya. Aku merasa beruntung masih diingatkan oleh-Nya untuk tidak melakukan hal bodoh seperti yang dilakukan Neneng. Apalagi setelah pagi ini mendengar kabar yang membuatku shock berat.

Neneng wafat. Innalillahi wa inna ilaihi roji’uun. Semoga Allah menerima Neneng di sisi-Nya. Aku jadi ingin berubah. Aku sadar, kehidupan yang kujalani selama ini terasa hambar, tanpa makna, aku selalu mencari kepuasan duniawi, karena selama ini aku tidak pernah bersyukur, tidak pernah menerima apa yang diberikanNya. Alhamdulillah, Allah menyadarkanku lewat peristiwa yang menimpa temanku.

Allah masih sayang padaku, bahkan memberiku keluarga yang sangat menyayangiku, Dia memberiku kepintaran hingga bisa masuk ITB. Padahal banyak temanku yang ingin menikmati kuliah di sini, tapi mereka belum diberi kesempatan.

Banyak yang telah Allah berikan untukku, dan aku tak akan sanggup untuk menghitungnya. Yang jelas, sekali lagi aku ingin berubah, aku ingin bersyukur baik dalam keadaan susah dan senang. Semoga Allah memberiku kekuatan. Amiin.

Aguk-Disarikan dari Panduan Dakwah; KS TPB-ITB dg KMI Gamais-ITB; 2001

Tidak ada komentar:

Posting Komentar